Dalam Istilah
Adat Jawi Sudah menjadi bentuk pengakuan dalam sebuah hari atau waktu
mempunyai sebutan Naga atau dapat kita sebut Naga hari kalau dalam istiah
Jawi adalah Nogo Dina yang bahwa artinya Naga Hari /Nogo dina sebagai acuan
perhitungan dimana kita mempunyai kepentingan/ ber pergian ini sangat komplek
sekali tidak terlepas dari Hitungan. Untuk Itu kita sangat perlu berhati hati
ketika hendak berpergian jangan sampai mendatangi Naga, Kita perlu mengetahui
letak naga agar kita tidak dimakan naga, ini konon katanya memang katanya
tidak ada faktanya akan tetapi kita tidak merugi untuk lebih berhati-hati.
Perhitunngan
Naga hari ini bermacam macam yang mana diambil dari Hari itu sendiri,
sebutan/pasaran atau berdasarkan hari dan sebuatan/pasarane, dan selain itu
ada yang berdasarkan Naga Sasi/Bulan, Naga Tahun , jatingarang karena
berdasarkan Ilmu warisan nenek moyang kita Naga itu berpindah pindah berdasarkan waktu atau hari berbeda
dengan Naga sasi dan naga tahun berpindah selama tiga bulan sekali.
Beriklut Tempat
naga Berdasarkan Waktu:
|
||
Minggu : selatan
Senen : selatan barat. Selasa : barat
Rabu : utara barat.
Kamis : utara, utara timur Jum’at : timur
Sabtu : selatan timur
Tempat Naga dan pasarane : Kliwon : Tengah. Legi : timur. Paing : selatan Pon : barat Wage : utara. |
Tempat
Naga Menurut hari dan Pasarane
Neptu Hari dan neptu Pasarane di jumlah , apabila jumlah yang berada dibawa ini : 7,12,17 : naga ada di utara timur. 8,13 : naga ada di uatara barat. 9,14 : Naga ada di selatan barat. 10,15 : Naga ada di selatan timur. 11,16,18 : Naga ada di timur Tempat Naga bulan/sasi pindah setiap tiga bulan sekali Puasa, sawal, Selo : Selatan Besar, Suro, Sapar : Barat Mulud, Silihmulud,Jemadilawal : Utara
Jemadilakir,
Rajab, Ruwah : Timur
|
Tempat
Naga Tahun pindah setiap tiga bulan sekali:
Besar, Suro, Sapar : Utara Mulud, Silih mulud, Jemadilawal : Timur
Jemadilakir,
Rajab, Ruwah : Selatan
Puasa, Sawal, Selo : Barat Tempat naga jatingarang pindah setiap tiga bulan sekali: Suro, Sapar, Mulud : Timur Silih mulud, Jemadilawal, Jemadilakir : selatan. Rejeb, Ruwah, Puasa : Barat Sawal, Selo, Besar : Uta |
pc
Sunday, March 24, 2013
ISTILAH NAGA DALAM HARI ATAU NOGO DINO
Ilmu Alam
Ngalam
Kata NGALAM memiliki arti upaya manusia untuk mendekatkan diri dengan alam. Alam bisa menjadi sahabat manusia, tetapi alam pun bisa menjadi musuh bagi manusia. Dikatakan musuh apabila manusia merusak alam, dan sebagai timbal baliknya alam akan merusak kehidupan manusia itu sendiri. Namun bila manusia memelihara dan menyayangi alam, maka alam akan menjadi sahabat manusia tersebut.
Apa yang disebutkan di atas adalah tindakan yang akan terjadi jika manusia bersahabat atau memusuhi alam. Sementara kata NGALAM di sini adalah berkaitan dengan meditasi, semedi ataupun manekung. Dalam melakukan aktivitas meditasi, semedi ataupun manekung setiap pelaku senantiasa berhubungan dengan alam.
Jika meditasi, semedi ataupun manekung tersebut dilaksanakan di tempat terbuka, maka seseorang akan bisa merasakan setiap desiran angin yang bertiup sepoi-sepoi. Seolah-olah manusia tersebut berdialog dengan alam sebagai sesama makhluk GUSTI ALLAH.
Dengan NGALAM, seorang manusia memiliki insting ataupun naluri seperti halnya hewan. Hewan-hewan di hutan akan mengetahui sebuah gunung akan meletus. Nalurinya yang tajam akan mampu merasakan apa yang akan terjadi. Demikian pula dengan manusia yang mampu NGALAM. Tanda-tanda dari alam akan menunjukkan pada dirinya apa yang bakal terjadi. Pelaku spiritual yang sering NGALAM akan semakin dekat dengan GUSTI ALLAH.
Seperti diketahui, bagi pelaku spiritual, ada dua kitab yang bisa dipelajari. Kedua kitab tersebut adalah kitab garing (kering) dan kitab basah. Nah, kitab garing (kering) itu adalah kitab seperti Al Qur'an, Injil dll. Sementara kitab basah adalah alam semesta ini.
Seperti pernah disebutkan sebelumnya, bahwa hakekat hidup setiap manusia ada 2 yaitu:
1. Tansah manembah marang GUSTI ALLAH
2. Apik marang sak padha-padhaning ngaurip
Nah, di sini alam yang berisi tumbuhan dan hewan serta unsur-unsur lainnya juga makhluk (sak padha-padhaning ngaurip). Jika kita tidak bersahabat dengan alam, mampukah kita menghadapi amukan alam?
Kata NGALAM memiliki arti upaya manusia untuk mendekatkan diri dengan alam. Alam bisa menjadi sahabat manusia, tetapi alam pun bisa menjadi musuh bagi manusia. Dikatakan musuh apabila manusia merusak alam, dan sebagai timbal baliknya alam akan merusak kehidupan manusia itu sendiri. Namun bila manusia memelihara dan menyayangi alam, maka alam akan menjadi sahabat manusia tersebut.
Apa yang disebutkan di atas adalah tindakan yang akan terjadi jika manusia bersahabat atau memusuhi alam. Sementara kata NGALAM di sini adalah berkaitan dengan meditasi, semedi ataupun manekung. Dalam melakukan aktivitas meditasi, semedi ataupun manekung setiap pelaku senantiasa berhubungan dengan alam.
Jika meditasi, semedi ataupun manekung tersebut dilaksanakan di tempat terbuka, maka seseorang akan bisa merasakan setiap desiran angin yang bertiup sepoi-sepoi. Seolah-olah manusia tersebut berdialog dengan alam sebagai sesama makhluk GUSTI ALLAH.
Dengan NGALAM, seorang manusia memiliki insting ataupun naluri seperti halnya hewan. Hewan-hewan di hutan akan mengetahui sebuah gunung akan meletus. Nalurinya yang tajam akan mampu merasakan apa yang akan terjadi. Demikian pula dengan manusia yang mampu NGALAM. Tanda-tanda dari alam akan menunjukkan pada dirinya apa yang bakal terjadi. Pelaku spiritual yang sering NGALAM akan semakin dekat dengan GUSTI ALLAH.
Seperti diketahui, bagi pelaku spiritual, ada dua kitab yang bisa dipelajari. Kedua kitab tersebut adalah kitab garing (kering) dan kitab basah. Nah, kitab garing (kering) itu adalah kitab seperti Al Qur'an, Injil dll. Sementara kitab basah adalah alam semesta ini.
Seperti pernah disebutkan sebelumnya, bahwa hakekat hidup setiap manusia ada 2 yaitu:
1. Tansah manembah marang GUSTI ALLAH
2. Apik marang sak padha-padhaning ngaurip
Nah, di sini alam yang berisi tumbuhan dan hewan serta unsur-unsur lainnya juga makhluk (sak padha-padhaning ngaurip). Jika kita tidak bersahabat dengan alam, mampukah kita menghadapi amukan alam?
Subscribe to:
Posts (Atom)
setting Table of Contents pada Blogger
Memasang Table of Contents pada Blogger Secara Otomatis Jika anda pengguna CMS WordPress, tentunya sangat mudah untuk membuat Table of Cont...
-
Dalam Istilah Adat Jawi Sudah menjadi bentuk pengakuan dalam sebuah hari atau waktu mempunyai sebutan Naga atau dapat kita ...
-
Anugerah GUSTI ALLAH Pada Manusia Dalam tubuh manusia itu terdapat piranti atau unsur lengkap yang dianugerahkan oleh GUSTI ALLAH. Setiap ...
-
Setelah bersemedi di tengah samudera pantai Parangritis memohon kepada Gusti Allah agar diizinkan menjadi raja tanah Jawa, Senopati lalu ber...
-
KEBATINAN, Orang yang pernah menemui kembaran diri atau saudara empat kelima pancer pasti akan mengenal jatidiri, siapakah diri kita ...
-
Masuknya Islam ke Tanah Jawa ternyata menyimpan cerita yang sungguh luar biasa. Salah satunya terekam dalam Serat Darmo Gandhul yang kontrov...
-
Dalam melakukan hajat perkawinan, mendirikan rumah, bepergian dan sebagainya. Kebanyakan orang jawa dahulu, mendasarkan atas hari yan...
-
Banyak orang yang tidak tahu apa sih ilmu sejati itu? Banyak para salik yang mencari suluk untuk mendapatkan ilmu sejati yakni ilmu kasampur...
-
Salah satu ajaran untuk mencari kesempurnaan hidup (kasampurnaning urip) adalah dengan mempelajari Layang Joyoboyo. Dalam layang tersebut Sr...
-
Kitab Chentini diriwayatkan ketika Mas Cebo ingin meninggalkan Padepokan Ki Ajar Amat Tengara di Ngeksigondo. Maka segeralah Mas C...
-
Di setiap bangsa pasti ada sosok dan tokoh yang menjadi panutan. Demikian pula dalam Kejawen. Banyak tokoh-tokoh Kejawen yang bisa menjadi p...