pc

Tuesday, January 3, 2012

Coro Kepemimpinan Gajah Mada

Gajah Mada merupakan mahapatih terkenal di era kerajaan Majapahit. Dalam hal kepemimpinan Gajah Mada memiliki ajaran yang disebut Asta Dasa Berata Pramiteng Prabu. Arti kata Asta Dasa Berata Pramiteng Prabu adalah

* Asta Dasa artinya 18 (delapan belas).
* Berata artinya pengendalian diri yang merupakan kewajiban pokok seorang pemimpin.
* Pramiteng Prabu artinya Raja (Kepala Negara).

Jadi secara keseluruhan arti dari ajaran Asta Dasa Berata Pramiteng Prabu yaitu 18 (delapan belas) kewajiban pokok pengendalian diri seorang pemimpin.

Asta Dasa Berata Pramiteng Prabu Ajaran Kepemimpinan Gajah Mada Tokoh Gajah Mada begitu dikagumi, sehingga terbentuk berbagai mitos tentang dirinya. Gajah Mada dianggap sebagai Keturunan Dewa Brahma. Ia digambarkan memiliki kesempurnaan diri yang mampu memasukkan dewa-dewa kahyangan ke dalam tubuhnya.

Sumber ajaran kepemimpinan Asta Berata ini adalah Kitab Manawa Dharma Sastera. Demikian juga Gajah Mada disebutkan mampu tampil sebagai Dewa asmara yang tampan, cemerlang dan jaya yaitu :
(1) Tokoh yang pada mulanya datar, namun dapat membuat kejutan dengan menunjukkan sifat-sifatnya yang tidak terpuji, misalnya dalam menghadapi Kebo Wawira (Kebo Iwa)
(2) Jaya secara lahiriah, ialah sebagai pencetus gagasan-gagasan yang dapat mengantarkannya mencapai kedudukan yang tinggi sebagai Mahapatih kerajaan Majapahit
(3) Kejayaan dalam pemikirannya didapat berkat keturunannya yang agung dan juga karena bakti, ketaatan dan kesetiaannya pada mereka yang diabdinya, terutama raja
(4) kejayaan batin didapat berkat sifat-sifat tersebut di atas pada guru agama dan pada ajaran-ajaran yang terdapat dalam kitab agama sebagai persiapan menuju Moksa (rohani dan jasmani langsung ke Sorga Loka). Gajah Mada adalah sosok orang Indonesia berdarah rakyat, meskipun ditulisnya juga bahwa kepercayaan orang Bali, Gajah Mada adalah penjelmaan Sang Hyang Narayana (Dewa Wisnu) ke atas dunia.

Menurut ajaran tersebut seorang pemimpin hendaknya :

1) Rajin sembahyang, meditasi atau samadhi.
Digambarkan bahwa sejak anak-anak, Gajah Mada suka sembahyang atau meditasi. Meditasi sering dilakukan malam hari dan sering mendapatkan vision (penglihatan) dewata yakni mendapat petunjuk dari dewa Brahma.

2) Menjadi pelopor dan memiliki wawasan ke depan.
Gajah Mada selalu menjadi pelopor dan mengambil inisiatif yang pertama serta bekerja keras diantara teman-teman sebayanya.

3) Mampu memberi semangat dalam kerja keras dan berat, terutama dalam memajukan sistem pertanian.
Gajah Mada mampu memotivasi sesamanya. Kharismanya tampak sejak anak-anak, kemana Gajah Mada pergi diikuti oleh teman-teman sebayanya.

4) Ahli memimpin, termasuk memimpin sidang, hatinya terbuka dan kata-katanya manis bagai air kehidupan.
Dalam berbagai kesempatan Gajah Mada digambarkan dapat memimpin sidang, memiliki keterbukaan dan memimpin yang memberikan kesejukan kepada bawahannya.

5) Mampu menarik simpati, cerdas dan kreatif. Hal ini tampak ketika Gajah Mada pertama kali mengabdikan dirinya di istana maha patih yang sudah mulai tua yang bernama Arya Tadah, dan kemudian dia dikawinkan dengan putrinya yang bernama Dyah Bebed. Kecerdasan Gajah Mada tampak pula ketika ia ingin mengetahui wajah asli raja Bedahulu dengan cara minta dijamu sayur pakis yang utuh sedepa panjangnya, lauk pauknya setumpuk usus ayam, minumnya satu bumbung legen, ia bersedia makan dihadapan raja. Dengan cara demikian itu Gajah Mada akan mudah melihat wajah raja Bali pada saat itu, dan raja tidak boleh membunuh utusan raja Majapahit ini, apalagi yang bersangkutan sedang menikmati makanan.

6) Sopan dan ramah. Gajah Mada sangat sopan dan ramah ketika ia ditanya oleh Kebo Wawira (Kebo Iwa) dan Pasung Grigis tentang maksud kedatangannya ke Bali. Gajah Mada diutus oleh raja Jawa yang mempunyai putri yang sangat cantik, tiada duanya di Wilatikta, dan memuji Kebo Wawira (Kebo Iwa) supaya bersedia mengawini putri Jawa tersebut. Karena penampilannya yang sopan dan ramah, akhirnya Kebo Wawira (Kebo Iwa) berhasil ditipu oleh Gajah Mada.

7) Senantiasa menuntut ilmu pengetahuan, tidak mementingkan kesukaan duniawi, mempelajari kitab suci, dan melaksanakan upacara yadnya.

8) Senantiasa melindungi warga dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat, menegakkan keadilan.

9) Seorang pemimpin hendaknya gagah berani, bertanggung jawab, dan tangguh dalam menghadapi berbagai masalah, tunduk kepada aturan (hukum). Tidak menghina rakyat jelata, dan tidak menjilat kepada penguasa (atasan).

10) Menghormati orang bijaksana, menghargai para pahlawan, dan senantiasa melakukan tapabrata dan semadhi.

Ajaran Asta Dasa Berata Pramiteng Prabu antara lain

1. Wijaya: bersikap tenang dan bijaksana.
2. Matri Wira: berani membela yang benar.
3. Natanggwan: mendapat kepercayaan rakyat,
4. Satya bhakti a prabhu: taat kepada pemimpin/pemerintah.
5. Wagmi wak: pandai bericara dan meyakinkan pendengar.
6. Wicak saneng naya: cerdik menggunakan pikiran.
7. Sarja wopasana: selalu bersikap rendah hati.
8. Dirotsaha: rajin dan tekun bekerja.
9. Tan satresna: Tidak terikat pada satu golongan atau persoalan.
10. Masihi semesta Buwana: bersikap kasih sayang kepada semuanya.
11. Sih Semesta buwana: dikasihi oleh semuanya
12. Negara Ginang Pratidnya: selalu mengabdi dan mendahulukan kepentingan negara.
13. Dibya cita; toleran terhadap pendirian orang lain.
14. Sumantri; tegas dan jujur.
15. Anayaken musuh; selalu dapat memperdaya musuh.
16. Waspada Pubha wisesa; waspada selalu/introspeksi.
17. Ambeg Paramartha; pandai mendahulukan hal-hal yang lebih penting.
18. Prasaja; hiduplah sederhana.(Ahmad Prajoko)

Menngetahui Sang halik/Ghaib

- "GUSTI ALLAH, Panjenengan panggenanipun dhateng pundi?
+ "AKU ono ning teleging ati"
- "GUSTI ALLAH. Kulo sampun nyusul Panjenengan dumugi dhateng teleging ati. Panjenengan
kok mboten wonten. Panjenengan dhateng pundi?
+ "Kowe ora bakal biso nggoleki AKU. AKU ono ning teleging urip. Kowe bisa ketemu kelawan
AKU yen wis titi mongsone"

Terjemahan:
- "GUSTI ALLAH, dimanakah ENGKAU?
+ "AKU ada di dasar hati (hati sanubari)"
- "GUSTI ALLAH. Saya sudah menyusul ENGKAU di dasar hati. ENGKAU kok tidak ada. Dimanakah
ENGKAU?
+ "Kamu tidak bakal bisa mencari AKU. AKU ada di dasar hidup. Kamu bisa ketemu AKU jika
sudah saatnya"

Gambaran dialog di atas menggambarkan betapa sulit dan berlikunya untuk bisa bertemu dengan Sang Hyang Urip atau GUSTI ALLAH. Kita tidak akan bisa bertemu, apalagi bersatu dengan GUSTI ALLAH jika belum saatnya. Namun, dari dialog itu kita bisa tahu bahwa ALLAH itu dekat. Seperti yang dijelaskan GUSTI ALLAH sendiri dalam Al'Quran "AKU tidak jauh dari urat lehermu sendiri."

Namun orang Jawa memiliki falsafah tersendiri agar tidak putus asa untuk bisa bertemu Sang Khalik. Falsafah tersebut berbunyi,"Sopo sing temen bakal tinemu." Yang artinya, "Siapa yang benar-benar mencari, bakal menemukannya". Falsafah tersebut sangat besar artinya bagi para pendaki spiritual. Setidaknya, kita pasti bisa bertemu dengan GUSTI ALLAH di alam kematian saat kita hidup di dunia ini.

Lho hidup di dunia ini kok disebut alam kematian? Karena orang hidup di dunia itu hakekatnya adalah mati, dan orang yang sudah mati itu hakekatnya hidup. Alasannya, kita hidup di dunia ini selalu diperalat oleh kulit, daging, perut, otak dan lain-lainnya. Oleh karena itu, saat kita hidup di dunia ini pasti membutuhkan makanan untuk kita makan. Sarana untuk bisa mendapatkan makanan adalah dengan bekerja mencari duit.

Nah, kita makan itu sebetulnya hanyalah untuk menunda kematian. Lantaran diperalat oleh indera, kulit, daging, perut, otak dan lainnya, maka kita ini disebut mati. Tetapi ketika seseorang itu mati, badan yang bersifat jasad ini ditinggalkan. Yang hidup hanyalah ruh. Ruh tidak pernah butuh makan, tidur, apalagi butuh duit. Ruh itu hanya butuh bertemu dengan si Pemilik Ruh.

Di bagian lain pada blog ini pernah dijelaskan perihal "belajarlah mati sebelum kematian itu datang". Artinya, ketika kita hidup di dunia ini hendaklah kita belajar mematikan hawa nafsu dan membersihkan segala hal yang bersifat mengotori hati. Tujuannya semata-mata hanya untuk bertemu dengan GUSTI ALLAH.

Mengapa kita mesti belajar mati? Belajar mati sangatlah penting. Agar nanti ketika kita mati tidak salah arah dan salah langkah. Lho...bukankah orang mati itu ibarat tidur menunggu pengadilan dari Hyang Maha Agung? Oh...tidak. Orang mati itu justru memulai kembali perjalanan menuju ke Hyang Maha Kuasa. Orang Jawa mengatakan dalam kata-kata bijaksananya,"Urip iku ibarat wong mampir ngombe (Hidup itu seperti orang yang mampir minum)". Kalau diibaratkan secara detil, orang hidup di dunia ini sebenarnya mirip seorang musafir yang berjalan, lalu kelelahan, istirahat dan minum di bawah pohon. Ketika rasa letih dan lelah itu sudah sirna, si musafir itupun harus kembali melanjutkan perjalanannya. Kemana? Tentu saja ke tempat tujuannya.

GUSTI ALLAH itu dekat, jika sang musafir senantiasa mengingat-ingat tentang GUSTI ALLAH. Tetapi sebaliknya, GUSTI ALLAH itu jauh ketika sang musafir tersebut lebih banyak berpikir tentang hal-hal lain yang bersifat duniawi selain GUSTI ALLAH.

Pertanyaannya, Bagaimana untuk bisa bertemu dengan ALLAH? Ibarat kita hendak bertemu sang kekasih hati, gambaran wajah sang kekasih hati sudah terlukis dalam benak kita meski lama tak bertemu dan di lokasi yang jauh. "Jauh di mata, dekat di hati". Oleh karena itu, pertama, GUSTI ALLAH harus selalu terlukis dalam benak kita. Artinya, kita harus senantiasa eling.

Kedua, GUSTI ALLAH itu bersifat Ghaib. "Mustahil bagi kita yang nyata ini bertemu dengan yang Ghaib," begitu kata orang rasional. Tapi pendapat itu tidak berlaku bagi para pendaki spiritual. Seseorang bisa bertemu dengan Sang GHAIB dengan menggunakan satu piranti khusus. Apakah itu? Piranti itu adalah mata batin. Sebab GUSTI ALLAH tidak bisa dipandang dengan mata telanjang.

Dari kedua cara tersebut, maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kedua cara tersebut lebih mengandalkan pada piranti yang lebih halus lagi untuk bisa bertemu dengan GUSTI ALLAH yaitu dengan RASA. Jika RASA itu sudah terbiasa diasah, maka akan menjadi tajam seperti mata pedang. Cobalah untuk berlatih mengasah RASA dengan cara belajar mati., sumber dunia maya" kejawen"

setting Table of Contents pada Blogger

 Memasang Table of Contents pada Blogger Secara Otomatis Jika anda pengguna CMS WordPress, tentunya sangat mudah untuk membuat Table of Cont...